Geotermal: Teknologi Ramah Lingkungan yang Mengubah Panas Bumi Menjadi Energi

Jagapati Sihombing

Panas bumi atau geotermal adalah energi panas yang tersimpan di dalam lapisan dasar bumi. Panas ini berasal dari proses peluruhan unsur radioaktif, gesekan antar lempeng tektonik, dan panas sisa dari pembentukan bumi. Panas bumi dapat ditemukan di berbagai tempat di dunia, terutama di daerah yang memiliki aktivitas vulkanik, seperti Indonesia, Islandia, Italia, dan Amerika Serikat.

Teknologi geotermal adalah teknologi yang memanfaatkan panas bumi untuk digunakan dalam berbagai keperluan, seperti membangkitkan listrik, memanaskan air, mendinginkan ruangan, dan mengeringkan hasil pertanian. Teknologi ini dianggap sebagai teknologi ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, tidak menghabiskan sumber daya alam yang terbatas, dan tidak menimbulkan polusi suara atau visual.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang teknologi geotermal, mulai dari jenis-jenisnya, cara kerjanya, keuntungan dan tantangannya, hingga contoh penerapannya di berbagai negara.

Jenis-Jenis Teknologi Geotermal

Terdapat tiga jenis utama teknologi geotermal yang dapat mengubah panas bumi menjadi energi, yaitu:

  • Dry steam power plants. Teknologi ini menggunakan uap panas yang langsung dialirkan dari sumur produksi ke turbin untuk menggerakkan generator listrik. Sisa uap yang keluar dari turbin kemudian dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui sumur injeksi. Teknologi ini adalah yang tertua dan paling sederhana, tetapi membutuhkan sumber panas bumi yang memiliki uap kering dengan tekanan dan suhu tinggi. Contoh pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang menggunakan teknologi ini adalah Lardarello di Italia dan The Geysers di California, Amerika Serikat .
  • Flash steam power plants. Teknologi ini menggunakan air panas yang dialirkan dari sumur produksi ke tangki flash yang memiliki tekanan lebih rendah. Air panas ini akan berubah menjadi uap secara cepat (flash) dan digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik. Sisa air dan uap yang tidak terpakai kemudian dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui sumur injeksi. Teknologi ini dapat digunakan untuk sumber panas bumi yang memiliki air panas dengan suhu di atas 175°C. Contoh PLTP yang menggunakan teknologi ini adalah Navy I di Coso Geothermal Field, California, Amerika Serikat.
  • Binary cycle power plants. Teknologi ini menggunakan air panas yang dialirkan dari sumur produksi ke heat exchanger, tempat air panas ini memanaskan fluida kerja (working fluid) yang memiliki titik didih lebih rendah. Fluida kerja yang menjadi uap kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik. Uap fluida kerja yang keluar dari turbin kemudian didinginkan dan dikembalikan ke heat exchanger untuk dipanaskan kembali. Air panas yang keluar dari heat exchanger kemudian dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui sumur injeksi. Teknologi ini adalah yang paling canggih dan efisien, tetapi juga yang paling mahal. Teknologi ini dapat digunakan untuk sumber panas bumi yang memiliki air panas dengan suhu rendah, yaitu antara 90°C hingga 175°C. Contoh PLTP yang menggunakan teknologi ini adalah Chena Hot Springs di Alaska, Amerika Serikat.

Cara Kerja Teknologi Geotermal

Secara umum, cara kerja teknologi geotermal adalah sebagai berikut:

  • Pertama, dilakukan eksplorasi untuk mencari lokasi yang memiliki potensi panas bumi yang tinggi. Eksplorasi ini melibatkan pengukuran geologi, geofisika, geokimia, dan hidrologi di permukaan dan di bawah tanah. Eksplorasi ini bertujuan untuk menentukan kedalaman, suhu, tekanan, dan komposisi fluida panas bumi.
  • Kedua, dilakukan pemboran untuk membuat sumur produksi dan sumur injeksi. Sumur produksi adalah sumur yang digunakan untuk mengeluarkan fluida panas bumi dari dalam reservoir, sedangkan sumur injeksi adalah sumur yang digunakan untuk mengembalikan fluida panas bumi yang sudah digunakan ke dalam reservoir. Pemboran ini membutuhkan peralatan dan teknik khusus yang berbeda dengan pemboran minyak dan gas.
  • Ketiga, dilakukan instalasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang sesuai dengan jenis teknologi geotermal yang dipilih. PLTP ini terdiri dari berbagai komponen, seperti turbin, generator, heat exchanger, pompa, katup, pipa, kabel, dan lain-lain. PLTP ini bertugas untuk mengkonversi energi panas bumi menjadi energi listrik yang dapat disalurkan ke jaringan listrik.
  • Keempat, dilakukan operasi dan pemeliharaan PLTP secara rutin dan berkala. Operasi dan pemeliharaan ini meliputi pengawasan, pengendalian, pengujian, pembersihan, perbaikan, dan penggantian komponen PLTP yang rusak atau aus. Operasi dan pemeliharaan ini bertujuan untuk menjaga kinerja dan keandalan PLTP.

Keuntungan dan Tantangan Teknologi Geotermal

Teknologi geotermal memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  • Ramah lingkungan. Teknologi geotermal tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Teknologi geotermal juga tidak menghabiskan sumber daya alam yang terbatas, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Teknologi geotermal juga tidak menimbulkan polusi suara atau visual yang dapat mengganggu kenyamanan dan keindahan lingkungan.
  • Terbarukan. Teknologi geotermal dapat terus digunakan selama ada panas bumi yang tersedia di dalam reservoir. Panas bumi ini dapat dipertahankan atau bahkan meningkat dengan cara mengembalikan fluida panas bumi yang sudah digunakan ke dalam reservoir melalui sumur injeksi. Panas bumi ini juga dapat diperbarui dengan cara memanfaatkan panas dari matahari, hujan, dan magma.
  • Tersedia. Teknologi geotermal dapat digunakan di berbagai tempat di dunia, terutama di daerah yang memiliki aktivitas vulkanik, seperti Indonesia, Islandia, Italia, dan Amerika Serikat. Teknologi geotermal juga dapat digunakan di daerah yang memiliki suhu tanah yang cukup tinggi, seperti di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Teknologi geotermal juga dapat digunakan sepanjang waktu, tidak tergantung pada cuaca atau musim.
  • Ekonomis. Teknologi geotermal dapat menghemat biaya operasional dan pemeliharaan PLTP karena tidak membutuhkan bahan bakar atau bahan kimia. Teknologi geotermal juga dapat mengurangi ketergantungan pada impor energi dari negara lain. Teknologi geotermal juga dapat meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat lokal dengan cara menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mendukung sektor pariwisata.

Namun, teknologi geotermal juga memiliki beberapa tantangan, antara lain:

  • Mahal. Teknologi geotermal membutuhkan biaya investasi yang tinggi untuk melakukan eksplorasi, pemboran, instalasi, dan pengembangan PLTP. Teknologi geotermal juga membutuhkan biaya modal yang besar untuk membeli peralatan dan teknik

Also Read

Bagikan: