Snapdragon vs Mediatek: Siapa yang Lebih Unggul di Pasar Smartphone?

Bakiman Wacana

Snapdragon dan Mediatek adalah dua nama yang sering kita dengar ketika membahas tentang prosesor smartphone. Keduanya memiliki pangsa pasar yang besar dan bersaing sengit untuk menawarkan produk-produk terbaik mereka. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara Snapdragon dan Mediatek? Dan mana yang lebih cocok untuk kebutuhan Anda? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengulas aspek-aspek berikut:

  • Sejarah dan latar belakang Snapdragon dan Mediatek
  • Arsitektur dan kinerja CPU
  • Kinerja grafis dan gaming
  • Kemampuan kamera dan AI
  • Konektivitas dan dukungan 5G
  • Efisiensi dan konsumsi daya

Sejarah dan Latar Belakang Snapdragon dan Mediatek

Snapdragon adalah merek prosesor yang diproduksi oleh Qualcomm, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1985. Qualcomm adalah salah satu pionir di bidang teknologi nirkabel dan komunikasi seluler, dan memiliki banyak paten dan lisensi yang berkaitan dengan CDMA, LTE, dan 5G. Qualcomm mulai memproduksi prosesor smartphone pada tahun 2007 dengan meluncurkan Snapdragon S1, yang digunakan oleh HTC Dream, ponsel Android pertama di dunia. Sejak itu, Qualcomm terus mengembangkan seri Snapdragonnya dengan berbagai varian dan fitur, dan menjadi pilihan utama bagi produsen smartphone kelas atas seperti Samsung, OnePlus, Xiaomi, dan lain-lain.

Mediatek adalah merek prosesor yang diproduksi oleh MediaTek, sebuah perusahaan asal Taiwan yang didirikan pada tahun 1997. MediaTek awalnya berfokus pada produksi chipset untuk perangkat DVD, TV, dan audio, sebelum beralih ke pasar smartphone pada tahun 2004 dengan meluncurkan MT6219, chipset GSM pertamanya. MediaTek kemudian terkenal dengan menawarkan chipset yang murah dan efisien, yang cocok untuk pasar smartphone kelas menengah dan bawah, terutama di negara-negara berkembang seperti India, Indonesia, dan Afrika. MediaTek juga mulai menantang dominasi Qualcomm di segmen kelas atas dengan meluncurkan seri Helio dan Dimensity, yang menawarkan kinerja dan fitur yang kompetitif.

Arsitektur dan Kinerja CPU

CPU atau Central Processing Unit adalah komponen utama dari prosesor yang bertanggung jawab untuk menjalankan instruksi-instruksi program dan aplikasi. CPU biasanya terdiri dari beberapa inti atau core yang dapat bekerja secara paralel untuk meningkatkan kinerja. Ada dua jenis arsitektur CPU yang umum digunakan oleh Snapdragon dan Mediatek, yaitu ARM dan Kryo.

ARM adalah arsitektur CPU yang dikembangkan oleh ARM Holdings, sebuah perusahaan asal Inggris yang menyediakan lisensi desain CPU kepada produsen chipset lainnya. ARM memiliki beberapa seri core yang berbeda, seperti Cortex-A, Cortex-R, dan Cortex-M, yang ditujukan untuk berbagai segmen pasar dan kebutuhan. ARM juga memiliki program Cortex-X Custom, yang memungkinkan produsen chipset untuk membuat core yang disesuaikan dengan spesifikasi mereka sendiri.

Kryo adalah arsitektur CPU yang dikembangkan oleh Qualcomm sendiri, berdasarkan desain ARM. Qualcomm memiliki keunggulan dalam membuat core Kryo, karena memiliki akses ke kode sumber ARM dan dapat mengoptimalkannya sesuai dengan kebutuhan mereka. Qualcomm juga dapat menambahkan fitur-fitur khusus yang tidak dimiliki oleh core ARM standar, seperti cache yang lebih besar, frekuensi yang lebih tinggi, dan teknologi overclocking.

Snapdragon dan Mediatek memiliki pendekatan yang berbeda dalam menggunakan arsitektur CPU ini. Snapdragon cenderung menggunakan core Kryo yang semi-kustom, yang memiliki kinerja dan efisiensi yang lebih baik daripada core ARM standar. Snapdragon juga cenderung menggunakan layout core yang tidak simetris, yang berarti memiliki core dengan jenis dan kecepatan yang berbeda, untuk menyesuaikan dengan beban kerja yang bervariasi. Contohnya adalah Snapdragon 8 Gen 3, yang memiliki layout 1+5+2, yaitu satu core ultra-tinggi Cortex-X4 3,3 GHz, lima core menengah Cortex-A720 (tiga 3,2 GHz, dua 3,0 GHz), dan dua core rendah Cortex-A520 2,3 GHz.

Mediatek, di sisi lain, cenderung menggunakan core ARM standar, yang lebih murah dan mudah diproduksi, tetapi memiliki kinerja dan efisiensi yang lebih rendah daripada core Kryo. Mediatek juga cenderung menggunakan layout core yang simetris, yang berarti memiliki core dengan jenis dan kecepatan yang sama, untuk menyederhanakan desain dan menghemat biaya. Contohnya adalah Dimensity 9300, yang memiliki layout 4+4, yaitu empat core tinggi Cortex-X4 (satu 3,25 GHz, tiga 2,85 GHz), dan empat core menengah Cortex-A720 2,0 GHz.

Dari perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa Snapdragon memiliki keunggulan dalam hal kinerja CPU, karena menggunakan core Kryo yang lebih canggih dan layout core yang lebih fleksibel. Mediatek, sebaliknya, memiliki keunggulan dalam hal biaya CPU, karena menggunakan core ARM yang lebih standar dan layout core yang lebih sederhana.

Kinerja Grafis dan Gaming

Grafis dan gaming adalah salah satu aspek yang penting bagi pengguna smartphone, terutama bagi mereka yang suka bermain game dengan grafis yang tinggi dan lancar. Untuk mendukung kebutuhan ini, prosesor smartphone harus memiliki GPU atau Graphics Processing Unit, yaitu komponen khusus yang bertanggung jawab untuk mengolah data grafis dan menghasilkan gambar di layar. Ada dua jenis GPU yang umum digunakan oleh Snapdragon dan Mediatek, yaitu Adreno dan Mali.

Adreno adalah merek GPU yang dikembangkan oleh Qualcomm sendiri, berdasarkan teknologi yang diakuisisi dari AMD pada tahun 2009. Adreno memiliki keunggulan dalam hal kinerja grafis, karena memiliki arsitektur yang lebih efisien, bandwidth yang lebih besar, dan fitur-fitur khusus yang tidak dimiliki oleh GPU lain, seperti Vulkan, DirectX, OpenGL, dan OpenCL. Adreno juga memiliki dukungan yang lebih baik dari pengembang game, karena memiliki kode sumber yang terbuka dan dokumentasi yang lengkap.

Mali adalah merek GPU yang dikembangkan oleh ARM Holdings, yang juga menyediakan lisensi desain GPU kepada produsen chipset lainnya. Mali memiliki keunggulan dalam hal biaya grafis, karena memiliki lisensi yang lebih murah dan produksi yang lebih mudah, tetapi memiliki kinerja grafis yang lebih rendah daripada Adreno. Mali juga memiliki dukungan yang lebih kurang dari pengembang game, karena memiliki kode sumber yang tertutup dan dokumentasi yang terbatas.

Snapdragon dan Mediatek memiliki pendekatan yang berbeda dalam menggunakan GPU ini. Snapdragon selalu menggunakan GPU Adreno, yang memiliki kinerja grafis yang tinggi dan stabil, tetapi juga memiliki konsumsi daya yang tinggi. Contohnya adalah Adreno 730, yang digunakan oleh Snapdragon 8 Gen 3, yang mampu menghasilkan 1,5 triliun operasi per detik (TOPS) dan mendukung layar dengan resolusi hingga 4K dan refresh rate hingga 144Hz.

Mediatek, di sisi lain, selalu menggunakan GPU Mali, yang memiliki kinerja grafis yang rendah dan bervariasi, tetapi juga memiliki konsumsi daya yang rendah. Contohnya adalah Mali-G710, yang digunakan oleh Dimensity 9300, yang mampu menghasilkan 0,8 triliun operasi per detik (TOPS) dan mendukung layar dengan resolusi hingga 2K dan refresh rate hingga 120Hz.

Dari perbandingan ini, dapat disimpulkan bahwa Snapdragon memiliki keunggulan dalam hal kinerja grafis dan gaming, karena menggunakan GPU Adreno yang lebih unggul dan kompatibel. Mediatek, sebaliknya, memiliki keunggulan dalam hal biaya grafis dan daya, karena menggunakan GPU Mali yang lebih hemat dan sederhana.

Kemampuan Kamera dan AI

Also Read

Bagikan: