Teknologi Pangan untuk Mengolah Simping: Potensi, Proses, dan Produk

Ajiono Mansur

Simping adalah salah satu jenis kerang yang hidup di perairan payau dan laut. Simping memiliki cangkang yang keras dan daging yang lembut dan gurih. Simping merupakan sumber protein hewani yang baik dan juga mengandung berbagai mineral seperti kalsium, zat besi, dan yodium. Simping juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena banyak diminati oleh konsumen.

Namun, simping juga memiliki beberapa kendala dalam pengolahan dan pemasaran. Simping mudah rusak dan busuk jika tidak segera diolah setelah ditangkap. Simping juga memiliki rasa yang khas yang tidak disukai oleh sebagian orang. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pangan yang dapat mengolah simping menjadi produk yang lebih tahan lama, bervariasi, dan bernilai tambah.

Teknologi pangan adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bahan pangan khususnya sesudah panen. Teknologi pangan meliputi pemrosesan, pengemasan, penyimpanan, pengawetan, dan lain sebagainya. Teknologi pangan bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, keselamatan, dan kesehatan pangan. Teknologi pangan juga dapat menciptakan produk baru yang sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang teknologi pangan yang digunakan dalam pengolahan simping. Kita akan mengetahui potensi, proses, dan produk yang dihasilkan dari pengolahan simping dengan menggunakan teknologi pangan. Berikut adalah pembahasannya.

Potensi Simping sebagai Bahan Pangan

Simping memiliki potensi yang besar sebagai bahan pangan karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

  • Simping memiliki kandungan protein yang tinggi, yaitu sekitar 16-18%. Protein merupakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Protein juga berperan dalam pembentukan enzim, hormon, dan antibodi.
  • Simping juga mengandung berbagai mineral yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti kalsium, zat besi, dan yodium. Kalsium berfungsi untuk membangun dan menjaga tulang dan gigi. Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin, yaitu zat yang mengangkut oksigen dalam darah. Yodium diperlukan untuk sintesis hormon tiroid, yaitu hormon yang mengatur metabolisme tubuh.
  • Simping memiliki rasa yang lezat dan gurih, sehingga cocok untuk dijadikan bahan masakan atau camilan. Simping dapat dimasak dengan berbagai cara, seperti direbus, digoreng, dibakar, atau dikukus. Simping juga dapat dicampur dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, jahe, cabai, atau kecap.
  • Simping memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena banyak diminati oleh pasar lokal maupun internasional. Simping dapat dijual dalam bentuk segar, kering, atau olahan. Harga simping bervariasi tergantung pada ukuran, kualitas, dan musim. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi simping di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 36.867 ton, dengan nilai Rp 1,2 triliun.

Proses Pengolahan Simping dengan Teknologi Pangan

Untuk mengolah simping menjadi produk yang lebih tahan lama, bervariasi, dan bernilai tambah, diperlukan teknologi pangan yang sesuai. Teknologi pangan yang digunakan dalam pengolahan simping dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu teknologi tradisional dan teknologi modern.

Teknologi Tradisional

Teknologi tradisional adalah teknologi yang sudah lama digunakan oleh masyarakat dan biasanya menggunakan alat-alat sederhana dan bahan-bahan alami. Teknologi tradisional yang digunakan dalam pengolahan simping antara lain:

  • Pengeringan: Pengeringan adalah proses menghilangkan air dari bahan pangan dengan menggunakan panas matahari, api, atau angin. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi aktivitas mikroba dan enzim yang dapat menyebabkan kerusakan pangan. Pengeringan juga dapat mengurangi berat dan volume pangan, sehingga memudahkan penyimpanan dan transportasi. Simping yang dikeringkan dapat bertahan hingga beberapa bulan jika disimpan di tempat yang kering dan bersih. Simping kering dapat dimasak dengan cara direndam terlebih dahulu, kemudian digoreng, direbus, atau dibuat sup.
  • Pengasapan: Pengasaman adalah proses memberikan rasa, aroma, dan warna pada bahan pangan dengan menggunakan asap dari pembakaran bahan-bahan tertentu, seperti kayu, sekam, atau daun-daun. Pengasapan juga berfungsi sebagai pengawet, karena asap mengandung senyawa-senyawa antimikroba dan antioksidan. Simping yang diasap memiliki rasa yang khas dan tahan lama. Simping asap dapat disajikan langsung atau diolah lebih lanjut menjadi produk lain, seperti abon, dendeng, atau sambal.
  • Penggaraman: Penggaraman adalah proses menambahkan garam pada bahan pangan untuk meningkatkan rasa dan menghambat pertumbuhan mikroba. Penggaraman dapat dilakukan dengan cara mencampurkan garam secara merata pada bahan pangan, atau merendam bahan pangan dalam larutan garam. Simping yang digarami memiliki tekstur yang lebih kenyal dan rasa yang lebih asin. Simping garam dapat disimpan dalam wadah tertutup dan dikonsumsi setelah dicuci dan dimasak.

Teknologi Modern

Teknologi modern adalah teknologi yang baru dikembangkan dan biasanya menggunakan alat-alat canggih dan bahan-bahan sintetis. Teknologi modern yang digunakan dalam pengolahan simping antara lain:

  • Pengalengan: Pengalengan adalah proses mengemas bahan pangan dalam wadah tertutup yang kedap udara, kemudian dipanaskan pada suhu tinggi untuk membunuh mikroba dan enzim yang dapat merusak pangan. Pengalengan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan pangan tanpa mengubah kualitasnya secara signifikan. Simping yang dikalengkan dapat disimpan hingga beberapa tahun jika disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Simping kaleng dapat disajikan langsung atau diolah menjadi produk lain, seperti sarden, pasta, atau salad.
  • Pengeringan Beku: Pengeringan beku adalah proses menghilangkan air dari bahan pangan dengan cara membekukan bahan pangan terlebih dahulu, kemudian menguapkan airnya dengan menggunakan vakum. Pengeringan beku bertujuan untuk menjaga bentuk, warna, rasa, dan kandungan gizi pangan. Simping yang dikeringkan beku memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang segar. Simping kering beku dapat disimpan dalam wadah kedap udara dan dikonsumsi setelah direhidrasi, yaitu ditambahkan air dan dipanaskan.
  • Fermentasi: Fermentasi adalah proses perubahan bahan pangan oleh mikroba tertentu yang menghasilkan senyawa-senyawa baru, seperti asam, alkohol, atau gas. Fermentasi bertujuan untuk meningkatkan rasa, aroma, dan nilai gizi pangan. Fermentasi juga dapat menghasilkan produk yang memiliki aktivitas biologis, seperti probiotik, prebiotik, atau antibiotik. Simping yang difermentasi memiliki rasa yang asam dan aroma yang khas. Simping fermentasi dapat disimpan dalam wadah tertutup dan dikonsumsi setelah dimasak atau dicampur dengan bahan lain, seperti sayur, buah, atau bumbu.

Produk Pengolahan Simping dengan Teknologi Pangan

Dari pengolahan simping dengan menggunakan teknologi pangan, baik tradisional maupun modern, dapat dihasilkan berbagai produk yang memiliki keunggulan masing-masing. Berikut adalah beberapa contoh produk pengolahan simping dengan teknologi

Also Read

Bagikan: