Teknologi Tepat Guna KKN: Konsep, Manfaat, dan Contoh

Luluh Sihombing

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia. KKN merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu, teknologi, dan seni yang dipelajari di kampus untuk membantu memecahkan masalah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tertentu. Salah satu aspek penting dalam KKN adalah penerapan teknologi tepat guna (TTG) yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.

Apa itu Teknologi Tepat Guna?

Teknologi tepat guna adalah pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

Teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan. Teknologi tepat guna juga harus memperhatikan partisipasi, pemberdayaan, dan kemandirian masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Mengapa Teknologi Tepat Guna Penting dalam KKN?

Teknologi tepat guna penting dalam KKN karena dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, masyarakat, dan perguruan tinggi. Berikut adalah beberapa manfaat teknologi tepat guna dalam KKN:

  • Bagi mahasiswa, teknologi tepat guna dapat memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang pemanfaatan ilmu, teknologi, dan seni yang dipelajarinya bagi pelaksanaan pembangunan. Teknologi tepat guna juga dapat mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah. Selain itu, teknologi tepat guna dapat memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan IPTEKS secara interdisipliner atau antar sektor.
  • Bagi masyarakat, teknologi tepat guna dapat memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta IPTEKS dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Teknologi tepat guna juga dapat memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan pembangunan. Selain itu, teknologi tepat guna dapat terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
  • Bagi perguruan tinggi, teknologi tepat guna dapat memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses pembangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum, materi perkuliahan, dan pengembangan ilmu yang ada di perguruan tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan. Teknologi tepat guna juga dapat memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan berbagai masalah untuk pengembangan penelitian. Selain itu, teknologi tepat guna dapat meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan instansi serta departemen lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang melaksanakan KKN.

Bagaimana Cara Menentukan Teknologi Tepat Guna dalam KKN?

Untuk menentukan teknologi tepat guna dalam KKN, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Melakukan survei dan identifikasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat di lokasi KKN. Survei dan identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cara mengadakan wawancara, observasi, diskusi, atau metode lain yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dari hasil survei dan identifikasi masalah, dapat diperoleh data dan informasi tentang kebutuhan, potensi, tantangan, dan peluang yang ada di masyarakat.
  • Melakukan analisis dan prioritas masalah yang dihadapi oleh masyarakat di lokasi KKN. Analisis dan prioritas masalah dapat dilakukan dengan cara menggunakan matriks, diagram, atau alat bantu lain yang dapat membantu mengklasifikasikan masalah berdasarkan tingkat urgensi, dampak, dan kemungkinan penyelesaian. Dari hasil analisis dan prioritas masalah, dapat ditentukan masalah utama yang akan dijadikan fokus dalam penerapan teknologi tepat guna.
  • Melakukan perencanaan dan desain teknologi tepat guna yang akan diterapkan di lokasi KKN. Perencanaan dan desain teknologi tepat guna dapat dilakukan dengan cara melakukan studi literatur, studi banding, atau konsultasi dengan ahli yang berkaitan dengan teknologi yang akan diterapkan. Dalam perencanaan dan desain teknologi tepat guna, harus memperhatikan aspek-aspek teknis, ekonomis, sosial, budaya, lingkungan, dan keberlanjutan. Dari hasil perencanaan dan desain teknologi tepat guna, dapat dibuat rancangan, anggaran, jadwal, dan sumber daya yang dibutuhkan.
  • Melakukan pelaksanaan dan evaluasi teknologi tepat guna yang telah direncanakan dan didesain. Pelaksanaan dan evaluasi teknologi tepat guna dapat dilakukan dengan cara melibatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai mitra dan pemangku kepentingan. Dalam pelaksanaan dan evaluasi teknologi tepat guna, harus melakukan monitoring, pengawasan, dan penilaian terhadap proses dan hasil yang dicapai. Dari hasil pelaksanaan dan evaluasi teknologi tepat guna, dapat diperoleh umpan balik, masukan, dan saran untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.

Apa Saja Contoh Teknologi Tepat Guna dalam KKN?

Berikut adalah beberapa contoh teknologi tepat guna yang telah diterapkan oleh mahasiswa dalam KKN di berbagai daerah:

  • Vertikultur dengan sistem tetes. Vertikultur adalah teknik bercocok tanam dengan menggunakan media tanam yang disusun secara vertikal, sehingga dapat menghemat lahan dan meningkatkan produktivitas. Sistem tetes adalah sistem pengairan tanaman yang menggunakan selang yang tipis dan sambungan titik tetes yang terpasang di setiap beberapa titik. Teknologi ini diterapkan oleh mahasiswa UPN Veteran Jatim di Desa Sumberagung, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Teknologi ini bermanfaat untuk memberikan alternatif media tanam bagi masyarakat yang memiliki lahan terbatas, serta menghemat air dan tenaga dalam penyiraman tanaman.
  • Biogas dari kotoran sapi. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik, seperti kotoran sapi, oleh bakteri anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan, atau pembangkit listrik. Teknologi ini diterapkan oleh mahasiswa UGM di Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknologi ini

Also Read

Bagikan: